Selasa, 03 Desember 2013

Efektifitas Terapi Musik Untuk Anak Autis




A.   JUDUL
Efektifitas Terapi Musik Untuk Anak Autis.

B.   LATAR BELAKANG MASALAH
Mahasiswa dituntut untuk benar-benar menjadi “maha” dalam berbagai hal. Tidak hanya akademik, tetapi juga non akademik. Oleh karena itu, tidak sedikit mahasiswa yang berbondong , masuk dalam sekelompok himpunan mahasiswa untuk belajar organisasi. Dan tidak sedikit pula mahasiswa berdalih bahwa masuk di organisasi akan menjadi lebih muda mengasah soft skill dan menjembatani untuk lebih mudah diterima oleh pencipta lapangan kerja.
Jika diamati kebiasaan yang ada di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan selama bertahun-tahun ini, maka muncullah suatu justifikasi bahwa Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (PLS) lebih mengarah pada kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan nonformal. Yang nantinya merupakan wadah utama lulusan pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk mengurusi sesuatu yang bersifat nonformal education.
Dengan itu saya mewakili Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah ingin mengajukan proposal yang berjudul “Efektifitas Terapi Musik Untuk Anak Autis”. Yang bertujuan bahwa terapi musik dapat mengubah perilaku anak luar biasa menjadi positif. Karena musik dapat membuat semua orang menjadi tenang dan rileks. Tidak hanya untuk anak autisme, tetapi semua orangpun juga merasakan hal yang seperti itu. Terapi musik adalah terapi yang bersifat non verbal, dengan bantuan musik, pikiran dibiarkan untuk mengembara baik untuk mengenang hal-hal yang membahagiakan, membayangkan ketakutan- ketakutan yang dirasakan.
Musik juga dapat memberikan rangsangan terhadap aspek kognitif mengatakan bahwa musik dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. Pemberian terapi musik pada anak luar biasa bertujuan agar dapat menimbulkan rangsangan kemauan mengekspresikan dan menyalurkan perasaannya secara lebih bebas.
Sebagai lulusan yang nantinya akan menjadi pendidik menjadi alasan penting mengapa penulis memilih judul Efektifitas Terapi Musik Untuk Anak Autis. Karena hal itu merupakan bidang yang sedikit menyinggung wilayah pendidikan luar sekolah. Dengan mengajukan proposal ini merupakan bukti bahwa saya adalah mahasiswa pendidikan luar sekolah yang meneliti bagaimana pengaruh terapi musik untuk anak-anak autis yang mungkin nantinya akan bermanfaat untuk nusa dan bangsa.

C.   RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan yang di alami oleh anak-anak autis saat ini. Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah ini lebih cenderung kepada Nonformal Education dimana mereka berdalih bahwa musik dapat berpengaruh positif terhadap anak autis. Yaitu dengan cara terapi musik untuk anak-anak autis.

D.   TUJUAN MASALAH
Tujuan yang ingin dicapai dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengaruh terapi musik bagi anak-anak autis.
2.    Untuk mengetahui respon anak autis terhadap musik yang mereka dengarkan.
3.    Untuk mengetahui dampak terapi musik untuk mereka.
4.    Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan terapi musik untuk anak autis.

E.   LUARAN YANG  DI HARAPKAN
Adapun luaran yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut :
1.    Menambah wawasan untuk penulis dan masyarakat khususnya mengenai terapi musik bagi penderita autis.
2.    Merubah pandangan masyarakat bahwa penderita autisme perlu diberi perhatian yang lebih.
3.    Membuktikan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari mendengarkan musik.


F.    KEGUNAAN
Kegunaan dari program penelitian mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah yaitu:
a.  Bagi mahasiswa
Sebagai wujud dari apresiasi jurusan yang bersasaran penuh pada kegiatan yang bersangkutan dengan pendidikan nonformal. Melalui penelitian ini menjadikan suatu contoh bagaimana mahasiswa luar sekolah terjun untuk meneliti sebelum benar-benar terjun di masyarakat.
b.    Bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Sebagai intropeksi dari jurusan pendidikan luar sekolah agar lebih menjelaskan bagaimana mestinya mahasiswa pendidikan luar sekolah di masyarakat sekitar. Agar nantinya menjadi lulusan yang berguna bagi nusa bangsa dan masyarakat.
c.    Bagi pemerintah
Membantu mewujudkan cita-cita luhur bangsa “Mencerdaskan kehidupan bangsa”yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

G.   TINJAUAN PUSTAKA
1.   Terapi musik tidak hanya berfungsi memfasilitasi perubahan positif pada perilaku manusia dewasa tetapi juga mempunyai pengaruh positif pada anak penderita autisme. Musik, menurut penelitian berperan sebagai rangsangan luar yang membuat anak nyaman, karena tidak terlibat kontak langsung dengan manusia.
( Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002). Pedoman Pelayanan bagi Anak Autistik. DEPDIKNAS: Jakarta )

2.      Manfaat terapi

Meningkatkan perkembangan emosi sosial anak. Saat memulai suatu hubungan, anak autisme cenderung secara fisik mengabaikan atau menolak kontak sosial yang ditawarkan oleh orang lain. Dan terapi musik membantu menghentikan penarikan diri ini dengan cara membangun hubungan dengan benda, dalam hal ini instrumen musik.
Anak-anak autisme, berdasarkan hasil studi, melihat alat musik sebagai sesuatu yang menyenangkan. Anak-anak ini biasanya sangat menyukai bentuk, menyentuh dan juga bunyi yang dihasilkan. Karena itu, peralatan musik ini bisa menjadi perantara untuk membangun hubungan antara anak  autisme dengan individu lain.
Membantu komunikasi verbal dan nonverbal. Terapi musik juga bisa membantu kemampuan berkomunikasi anak dengan cara meningkatkan produksi vokal dan pembicaraan serta menstimulasi proses mental dalam hal memahami dan mengenali. Terapis akan berusaha menciptakan hubungan komunikasi antara perilaku anak dengan bunyi tertentu.
Anak autisme biasanya lebih mudah mengenali dan lebih terbuka terhadap bunyi dibandingkan pendekatan verbal. Kesadaran musik ini dan hubungan antara tindakan anak dengan musik, berpotensi mendorong terjadinya komunikasi.
Mendorong pemenuhan emosi. Sebagian besar anak autisme kurang mampu merespon rangsangan yang seharusnya bisa membantu mereka merasakan emosi yang tepat. Tapi, karena anak autisme bisa merespon musik dengan baik, maka terapi musik bisa membantu anak dengan menyediakan lingkungan yang bebas dari rasa takut.
Selama mengikuti sesi terapi, setiap anak mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan diri saat mereka ingin, sesuai dengan cara mereka sendiri. Mereka bisa membuat keributan, memukul instrumen, berteriak dan mengekspresikan kesenangan akan kepuasan emosi. Selain itu, terapi musik juga membantu anak autisme dengan :
·         Mengajarkan keahlian sosial
·         Meningkatkan pemahaman bahasa
·         Mendorong hasrat berkomunikasi
·         Mengajarkan anak mengekpresikan diri secara kreatif
·         Mengurangi pembicaraan yang tidak komunikatif
·         Mengurangi pengulangan kata yang diucapkan orang lain secara instan dan tidak terkontrol.
( Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002). Pedoman Pelayanan bagi Anak Autistik. DEPDIKNAS: Jakarta )

3.   Sesi terapi
Terapi musik akan dirancang, dijalankan, dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Selama terapi anak akan dilibatkan dalam beberapa aktivitas seperti:

ü  Mendengarkan musik atau kreasi musik
ü  Memainkan alat musik
ü  Bergerak mengikuti irama musik
ü  Bernyanyi
(Rudi Sutady, dkk (2003). Penatalaksanaan Holistik Autisme. Pusat Informasi FKUI: Jakarta. )
4.      Konsep Terapi Musik
Musik terapi memang bukan satu-satunya penyembuhan tetapi penelitian akhir-akhir ini membuktikan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari musik. Kegiatan musik menyediakan potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas hidup. Idealnya, orang belajar musik mulai sejak usia muda dan biasanya disekolah dasar. Tapi, bila mereka tidak memiliki kecenderungan atau kesempatan untuk memulai pada usia dini biasanya akan dilakukan saat usia yang sudah tidak remaja lagi dan biasanya merasa sudah terlalu tua untuk belajar. Terapimusik dinegara kita merupakan informasi yang relative baru dan masih sering dianggap pendekatan radikal dalam menangani klien gangguan perilaku fisik, mental, atau emosional.

5.      Perlakuan Musikal pada Autisme
Autism merupakan sebuah kasus yang banyak diteliti secara mendalam melalui gabungan berbagai teori psikologi dan medis. Anak yang autistic biasanya digambarkan sebagai “secara social terpencil”, tidak menunjukkan perhatian pada lingkungan sekitar dan sering merugikan diri sendiri. Sementara ini hanya beberapa karakter penyandang autis yang dikenal walaupun sebenarnya masih banyak karakter austistik lainnya.
Klien autis biasanya terkenal penyendiri, sukar didekati secara verbal, dan berperilaku ritualistic. Tampaknya terapi music bisa merupakan jalan yang tepat untuk menjangkaukehidupan mereka melalui dunia nonverbal. Walaupun dari segi penampilan, klien autis tampak normal, tapi sebenarnya menjerat si klien sehingga ia sulit berkomunikasi, belajar, atau tidak kelekatan pada bentuk emosi seperti anak seusianya. Mereka menarik diri, selalu melakukan aktivitas berulang-ulang seperti mengibas-ibaskan tangan, menggoyang-goyangkan tubuh, mengeluarkan suara yang tidak jelasdan seterusnya sambil melamun.
(http://books.google.co.id/books?id=h8YIJbHGr24C&lpg=PA265&ots=gP3TE7XDYt&dq=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&hl=id&pg=PA264#v=onepage&q=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&f=false)

H.   METODE PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan kegiatan ini mahasiswa mengetahui bagaimana dampak ataupun pengaruh terapi musik bagi anak-anak autis. Selain mendengarkan anak-anak penderita autis pun juga bermain alat musik yang merupakan salah satu terapi dari musik tersebut.
Contoh lain adalah bermain alat musik yaitu alat musik kolintang. sebenarnya kemampuan anak-anak autis dalam memainkan musik tidak kalah dengan anak-anak normal lainnya. Hanya saja, pengetahuan anak-anak autis tentang alat musik ini, masih minim karena kurangnya diberikan pengetahuan kepada mereka. Hal ini, disebabkan karena kondisi anak tersebut.


I.      JADWAL KEGIATAN

NO.
KEGIATAN
BULAN KE
1
2
3
4
1.
Survey Sekolah Autis




2.
Pengenalan thd siswa dan guru




3.
Mengikuti pembelajaran terapi musik untuk autis







J.    RANCANGAN BIAYA

1.    Biaya Bahan Habis Pakai
Tabel 1. Biaya Bahan Habis Pakai
No
Nama Barang
Jumlah Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1.
Kertas A4
500 lembar
40.000
 40.000
2.
Tinta print (hitam)
1 kotak
40.000
 40.000
3.
Tinta print (warna)
3 kotak
40.000
120.000
4.
Pensil semua jenis
1 pak
100.000
100.000
5.
Penghapus
10 buah
2.000
  20.000
6.
Penggaris
1 set
50.000
 50.000
7.
DVD
24 buah
5000
 120.000
8.
Pensil warna
3 pak
20.000
 60.000
Total                                                                                                             550.000





2.    Biaya Peralatan Penunjang
Tabel 2 Biaya Peralatan Penunjang
No
Nama Barang
Jumlah Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1.
Flashdisk
1 buah
150.000
    150.000
2.
Scanner
1 unit
700.000
    700.000
3.
Penyewaan LCD
48 jam
200.000/ 12 jam
   800.000
4.
Pen pad
1 unit
500.000
   500.000
5.
Peg Bar
1 unit
500.000
   500.000
6.
VGA
1 unit
1.000.000
1.000.000
7.
Memory
1 unit
500.000
    500.000
Total                                                                                                      4.150.000


3.    Biaya Transportasi
Tabel 3 Biaya Transportasi
No
Nama Barang
Jumlah Satuan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1.
Sosialisasi
3 pertemuan
250.000
   750.000
2.
Transportasi
4 orang
75.000
    300.000
Total                                                                                                               1.050.000


Rekapitulasi dana:
1) Biaya Bahan Habis Pakai                                                     Rp       550.000
2) Biaya Peralatan Penunjang                                                  Rp   4.150.000
3) Biaya Transportasi                                                                  Rp   1.050.000  +
             Total                                                                                  Rp   5.750.000









DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002). Pedoman Pelayanan bagi Anak Autistik. DEPDIKNAS: Jakarta.

Phil Foreman. Ed (2001) Integration and Inclusion in Action. Nelson Thomas Learning: Australia.

Rudi Sutady, dkk (2003) Penatalaksanaan Holistik Autisme. Pusat Informasi FKUI: Jakarta.

http://books.google.co.id/books?id=h8YIJbHGr24C&lpg=PA265&ots=gP3TE7XDYt&dq=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&hl=id&pg=PA264#v=onepage&q=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&f=false
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar