A. JUDUL
Efektifitas
Terapi Musik Untuk Anak Autis.
B. LATAR
BELAKANG MASALAH
Mahasiswa dituntut untuk benar-benar
menjadi “maha” dalam berbagai hal. Tidak hanya akademik, tetapi juga non
akademik. Oleh karena itu, tidak sedikit mahasiswa yang berbondong , masuk
dalam sekelompok himpunan mahasiswa untuk belajar organisasi. Dan tidak sedikit
pula mahasiswa berdalih bahwa masuk di organisasi akan menjadi lebih muda
mengasah soft skill dan menjembatani untuk lebih mudah diterima oleh pencipta
lapangan kerja.
Jika diamati kebiasaan yang ada di
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan selama bertahun-tahun
ini, maka muncullah suatu justifikasi bahwa Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah
(PLS) lebih mengarah pada kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan nonformal.
Yang
nantinya merupakan wadah utama lulusan pendidikan luar sekolah yang bertujuan
untuk mengurusi sesuatu yang bersifat nonformal education.
Dengan itu
saya mewakili Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah ingin mengajukan proposal yang
berjudul “Efektifitas Terapi Musik Untuk Anak Autis”. Yang bertujuan
bahwa terapi musik dapat mengubah perilaku anak luar biasa menjadi positif.
Karena musik dapat membuat semua orang menjadi tenang dan rileks. Tidak hanya
untuk anak autisme, tetapi semua orangpun juga merasakan hal yang seperti itu.
Terapi musik adalah terapi yang bersifat non verbal, dengan bantuan musik,
pikiran dibiarkan untuk mengembara baik untuk mengenang hal-hal yang
membahagiakan, membayangkan ketakutan- ketakutan yang dirasakan.
Musik juga
dapat memberikan rangsangan terhadap aspek kognitif mengatakan bahwa musik
dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. Pemberian
terapi musik pada anak luar biasa bertujuan agar dapat menimbulkan rangsangan
kemauan mengekspresikan dan menyalurkan perasaannya secara lebih bebas.
Sebagai
lulusan yang nantinya akan menjadi pendidik menjadi alasan penting mengapa
penulis memilih judul Efektifitas Terapi Musik Untuk Anak Autis. Karena hal itu
merupakan bidang yang sedikit menyinggung wilayah pendidikan luar sekolah.
Dengan mengajukan proposal ini merupakan bukti bahwa saya adalah mahasiswa
pendidikan luar sekolah yang meneliti bagaimana pengaruh terapi musik untuk
anak-anak autis yang mungkin nantinya akan bermanfaat untuk nusa dan bangsa.
C.
RUMUSAN
MASALAH
Mengacu pada uraian latar belakang di
atas, maka penulis merumuskan
pokok
permasalahan yang di alami oleh anak-anak autis saat ini. Mahasiswa Pendidikan Luar
Sekolah ini lebih cenderung kepada Nonformal Education dimana mereka
berdalih bahwa musik dapat berpengaruh positif terhadap anak autis. Yaitu dengan cara
terapi musik untuk anak-anak autis.
D. TUJUAN
MASALAH
Tujuan yang ingin
dicapai dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengaruh terapi musik bagi anak-anak autis.
2. Untuk
mengetahui respon anak autis terhadap musik yang mereka dengarkan.
3. Untuk
mengetahui dampak terapi musik untuk mereka.
4. Untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan terapi musik untuk anak autis.
E. LUARAN
YANG DI HARAPKAN
Adapun luaran
yang diharapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah
wawasan untuk penulis dan masyarakat khususnya mengenai terapi musik bagi
penderita autis.
2. Merubah
pandangan masyarakat bahwa penderita autisme perlu diberi perhatian yang lebih.
3. Membuktikan
bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari mendengarkan musik.
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari program
penelitian mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah yaitu:
a. Bagi mahasiswa
Sebagai wujud dari apresiasi
jurusan yang bersasaran penuh pada kegiatan yang bersangkutan dengan pendidikan
nonformal. Melalui penelitian ini menjadikan suatu contoh bagaimana mahasiswa
luar sekolah terjun untuk meneliti sebelum benar-benar terjun di masyarakat.
b. Bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Sebagai intropeksi dari jurusan
pendidikan luar sekolah agar lebih menjelaskan bagaimana mestinya mahasiswa
pendidikan luar sekolah di masyarakat sekitar. Agar nantinya menjadi lulusan
yang berguna bagi nusa bangsa dan masyarakat.
c. Bagi pemerintah
Membantu mewujudkan cita-cita luhur bangsa “Mencerdaskan kehidupan
bangsa”yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Terapi musik
tidak hanya berfungsi memfasilitasi perubahan positif pada perilaku manusia
dewasa tetapi juga mempunyai pengaruh positif pada anak penderita autisme.
Musik, menurut penelitian berperan sebagai rangsangan luar yang membuat anak
nyaman, karena tidak terlibat kontak langsung dengan manusia.
( Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002). Pedoman Pelayanan bagi Anak Autistik.
DEPDIKNAS: Jakarta
)
2.
Manfaat terapi
Meningkatkan perkembangan emosi sosial
anak. Saat memulai suatu hubungan, anak autisme cenderung secara fisik
mengabaikan atau menolak kontak sosial yang ditawarkan oleh orang lain. Dan
terapi musik membantu menghentikan penarikan diri ini dengan cara membangun
hubungan dengan benda, dalam hal ini instrumen musik.
Anak-anak autisme, berdasarkan hasil studi, melihat alat musik
sebagai sesuatu yang menyenangkan. Anak-anak ini biasanya sangat menyukai
bentuk, menyentuh dan juga bunyi yang dihasilkan. Karena itu, peralatan musik
ini bisa menjadi perantara untuk membangun hubungan antara anak autisme
dengan individu lain.
Membantu komunikasi verbal dan nonverbal. Terapi musik juga bisa
membantu kemampuan berkomunikasi anak dengan cara meningkatkan produksi vokal
dan pembicaraan serta menstimulasi proses mental dalam hal memahami dan
mengenali. Terapis akan berusaha menciptakan hubungan komunikasi antara
perilaku anak dengan bunyi tertentu.
Anak autisme biasanya lebih mudah mengenali dan lebih terbuka
terhadap bunyi dibandingkan pendekatan verbal. Kesadaran musik ini dan hubungan
antara tindakan anak dengan musik, berpotensi mendorong terjadinya komunikasi.
Mendorong pemenuhan emosi. Sebagian besar anak autisme kurang
mampu merespon rangsangan yang seharusnya bisa membantu mereka merasakan emosi
yang tepat. Tapi, karena anak autisme bisa merespon musik dengan baik, maka
terapi musik bisa membantu anak dengan menyediakan lingkungan yang bebas dari
rasa takut.
Selama mengikuti sesi terapi, setiap anak mempunyai kebebasan
untuk mengekspresikan diri saat mereka ingin, sesuai dengan cara mereka
sendiri. Mereka bisa membuat keributan, memukul instrumen, berteriak dan
mengekspresikan kesenangan akan kepuasan emosi. Selain itu, terapi musik juga
membantu anak autisme dengan :
·
Mengajarkan keahlian sosial
·
Meningkatkan pemahaman bahasa
·
Mendorong hasrat berkomunikasi
·
Mengajarkan anak mengekpresikan diri secara kreatif
·
Mengurangi pembicaraan yang tidak komunikatif
·
Mengurangi pengulangan kata yang diucapkan orang lain secara
instan dan tidak terkontrol.
( Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002). Pedoman
Pelayanan bagi Anak Autistik. DEPDIKNAS: Jakarta )
3.
Sesi terapi
Terapi musik akan
dirancang, dijalankan, dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing
anak. Selama terapi anak akan dilibatkan dalam beberapa aktivitas seperti:
ü
Mendengarkan musik atau kreasi musik
ü
Memainkan alat musik
ü
Bergerak mengikuti irama musik
ü
Bernyanyi
(Rudi Sutady, dkk (2003). Penatalaksanaan
Holistik Autisme. Pusat
Informasi FKUI: Jakarta.
)
4.
Konsep Terapi Musik
Musik
terapi memang bukan satu-satunya penyembuhan tetapi penelitian akhir-akhir ini
membuktikan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari musik. Kegiatan
musik menyediakan potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas hidup.
Idealnya, orang belajar musik mulai sejak usia muda dan biasanya disekolah
dasar. Tapi, bila mereka tidak memiliki kecenderungan atau kesempatan untuk
memulai pada usia dini biasanya akan dilakukan saat usia yang sudah tidak
remaja lagi dan biasanya merasa sudah terlalu tua untuk belajar. Terapimusik
dinegara kita merupakan informasi yang relative baru dan masih sering dianggap
pendekatan radikal dalam menangani klien gangguan perilaku fisik, mental, atau
emosional.
5.
Perlakuan Musikal pada Autisme
Autism
merupakan sebuah kasus yang banyak diteliti secara mendalam melalui gabungan
berbagai teori psikologi dan medis. Anak yang autistic biasanya digambarkan
sebagai “secara social terpencil”, tidak menunjukkan perhatian pada lingkungan
sekitar dan sering merugikan diri sendiri. Sementara ini hanya beberapa
karakter penyandang autis yang dikenal walaupun sebenarnya masih banyak
karakter austistik lainnya.
Klien
autis biasanya terkenal penyendiri, sukar didekati secara verbal, dan
berperilaku ritualistic. Tampaknya terapi music bisa merupakan jalan yang tepat
untuk menjangkaukehidupan mereka melalui dunia nonverbal. Walaupun dari segi
penampilan, klien autis tampak normal, tapi sebenarnya menjerat si klien
sehingga ia sulit berkomunikasi, belajar, atau tidak kelekatan pada bentuk
emosi seperti anak seusianya. Mereka menarik diri, selalu melakukan aktivitas
berulang-ulang seperti mengibas-ibaskan tangan, menggoyang-goyangkan tubuh,
mengeluarkan suara yang tidak jelasdan seterusnya sambil melamun.
(http://books.google.co.id/books?id=h8YIJbHGr24C&lpg=PA265&ots=gP3TE7XDYt&dq=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&hl=id&pg=PA264#v=onepage&q=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&f=false)
H.
METODE
PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan kegiatan ini mahasiswa mengetahui
bagaimana dampak ataupun pengaruh terapi musik bagi anak-anak autis. Selain
mendengarkan anak-anak penderita autis pun juga bermain alat musik yang
merupakan salah satu terapi dari musik tersebut.
Contoh
lain adalah bermain alat musik yaitu alat musik kolintang. sebenarnya kemampuan
anak-anak autis dalam memainkan musik tidak kalah dengan anak-anak normal
lainnya. Hanya saja, pengetahuan anak-anak autis tentang alat musik ini, masih
minim karena kurangnya diberikan pengetahuan kepada mereka. Hal ini, disebabkan
karena kondisi anak tersebut.
I. JADWAL
KEGIATAN
NO.
|
KEGIATAN
|
BULAN
KE
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Survey Sekolah Autis
|
|
|
|
|
2.
|
Pengenalan thd siswa dan
guru
|
|
|
|
|
3.
|
Mengikuti pembelajaran
terapi musik untuk autis
|
|
|
|
|
J. RANCANGAN
BIAYA
1. Biaya Bahan Habis Pakai
Tabel 1. Biaya Bahan Habis Pakai
No
|
Nama
Barang
|
Jumlah
Satuan
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Jumlah
Harga (Rp)
|
1.
|
Kertas
A4
|
500
lembar
|
40.000
|
40.000
|
2.
|
Tinta
print (hitam)
|
1
kotak
|
40.000
|
40.000
|
3.
|
Tinta print (warna)
|
3 kotak
|
40.000
|
120.000
|
4.
|
Pensil semua jenis
|
1 pak
|
100.000
|
100.000
|
5.
|
Penghapus
|
10 buah
|
2.000
|
20.000
|
6.
|
Penggaris
|
1 set
|
50.000
|
50.000
|
7.
|
DVD
|
24 buah
|
5000
|
120.000
|
8.
|
Pensil
warna
|
3
pak
|
20.000
|
60.000
|
Total
550.000
|
2.
Biaya
Peralatan Penunjang
Tabel
2 Biaya Peralatan Penunjang
No
|
Nama
Barang
|
Jumlah
Satuan
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Jumlah
Harga (Rp)
|
1.
|
Flashdisk
|
1
buah
|
150.000
|
150.000
|
2.
|
Scanner
|
1 unit
|
700.000
|
700.000
|
3.
|
Penyewaan LCD
|
48 jam
|
200.000/ 12 jam
|
800.000
|
4.
|
Pen pad
|
1 unit
|
500.000
|
500.000
|
5.
|
Peg Bar
|
1 unit
|
500.000
|
500.000
|
6.
|
VGA
|
1 unit
|
1.000.000
|
1.000.000
|
7.
|
Memory
|
1 unit
|
500.000
|
500.000
|
Total
4.150.000
|
3.
Biaya
Transportasi
Tabel 3 Biaya Transportasi
No
|
Nama
Barang
|
Jumlah
Satuan
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Jumlah
Harga (Rp)
|
1.
|
Sosialisasi
|
3 pertemuan
|
250.000
|
750.000
|
2.
|
Transportasi
|
4 orang
|
75.000
|
300.000
|
Total 1.050.000
|
Rekapitulasi dana:
1)
Biaya Bahan Habis Pakai Rp 550.000
2)
Biaya Peralatan Penunjang Rp 4.150.000
3) Biaya
Transportasi Rp 1.050.000 +
Total Rp 5.750.000
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2002). Pedoman
Pelayanan bagi Anak Autistik. DEPDIKNAS: Jakarta.
Phil
Foreman. Ed (2001) Integration and Inclusion in Action. Nelson Thomas
Learning: Australia.
Rudi
Sutady, dkk (2003) Penatalaksanaan Holistik Autisme. Pusat Informasi
FKUI: Jakarta.
http://books.google.co.id/books?id=h8YIJbHGr24C&lpg=PA265&ots=gP3TE7XDYt&dq=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&hl=id&pg=PA264#v=onepage&q=model%20terapi%20musik%20untuk%20anak%20autis&f=false
Tidak ada komentar:
Posting Komentar